Thursday 28 July 2016

[CURHAT] Teknik atau manajemen?? kudu isoh kabeh...!! Aku isoh!!

      Resah dan gundah gulana di awal diklat kali ini.(hahaha..) dari 12 peserta termasuk saya, semua berpendidikan S2 berbagai jurusan. Sedangkan saya hanya lulusan D3. (hiks..)
      Oia, sedikit flashback saja. saya adalah lulusan SMK Otomotif, Kuliah di Teknik Komputer, dan bekerja di Perpustakaan. Dan sekarang berposisi sebagai Kepala Perpustakaan. Dilhat dari latbek pendidikan saya saja udah keliatan kalau saya mendarah daging soal teknik. dan sekarang saya dituntut untuk menjalankan Teknik bebarengan dengan Manajemennya..(huua..) . Maka dari itu saya minta di kirim untuk melakukan Pelatihan dan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan Bahan Materi tentang "Kepala Perpustakaan". naaah... disinilah saya tidak mengira kalau saya ternyata "setaraf" dengan para Magister dan mencengangkannya lagi saya adalah peserta termuda dan tergemuk.. (hahaha..). Dalam mind set saya dari awal adalah motivasi untuk menjadi juara lagi. Namun setelah pertama kali melihat data peserta jadi down, diluar ekspetasi..!!!
     Singkat cerita proses berjalan pembelajaran, justru saya mampu menyerap ilmu dari para magister ini, mereka dengan latbek pendidikan yang wow juga punya pribadi yang low dan humble. banyak hal yang mempu saya dapat dari mereka, jadi motif saya untuk menjadi juara mulai pudar karena saya merasa tujuan utama dari ini semua bukan juara namun menjadi "bisa lebih dari sekarang".
     Jika saya akan menyerah berarti dunia mau kiamat (sombong abiiiis....) , buat saya kayak gini bukan alasan untuk tidak menjadi yang terbaik.
TUHAN YESUS BESERTAKU.

Friday 22 July 2016

[FOTOGRAFI] Lokasi JEMBATAN GANTUNG SROWOL, Magelang

    
haaah kembali lagi ke JOGJA namun dalam rangka DIKLAT. Banyak hal berubah dari jogja mulai dari macet dan penuhnya. haha.. NAMUN Jogja tetep nyaman dan selalu istimewa.
     langsung aja deh karna lama gak nge blog dan kekurangan bahan materi buat post jadi singkat aja. Jadi slama diklat saya tempuh dari magelang ke jogja, naah berhubung saya suka dan hobby foto - foto alias jepret menjepret alias membingkai alias mengcapture alias karni (ehh.. itu kan abang-abang TVone ... hihih) ,
saya melintas beberapa kali di JEMBATAN GANTUNG SROWOL, dan saya punya sedikit ide buat foto - foto alias jepret menjepret alias membingkai alias mengcapture haaalaaaaaah....
     sedikit share aja yang sepintas terlintas di benak jiwa soal mau bagaimana nanti kalau menjepret soalnya saya sendiri belum pernah, rencana minggu nanti sama istri sekalian jalan- jalan pagi di kali biar romatis abis maniiis..niss..niss... (hahaha) :

1. long expo = karena ada sungai dan air hahaha.. jadi bisa dimaksimalkan
2. panorama = untuk ini mungkin baiknya dilakukan di pagi atau sore hari (kayaknya..)
3. Human interest = jelas kalau jembatan kan pasti ada yang lewat, apalagi penduduk sekitar banyak yang masih bekerja jadi petani dan bidang kerja lain yang masih lekat dengan kearifan budaya lokal
4. Arsitektur = kalau ini karena jembatan ini banyak angle yang bagus ditambah kalau jembatan sendiri sudah unik jadi (mungkin) bagus buat di bingkai 


SOAL LOKASI sangat mudah di akses sekarang bisa menggunakan mobil ataupun sepeda motor, CATATAN untuk kendaraan yang dilarang melintas diantaranya :
1. kereta api .. karena gak ada relnya kesana
2. pesawat .. jelas gak muat n gak boleh lewat , bolehnya lewat atasnya jembatan, jangan dibawahnya ...
3. TANK ... situ mau perang?
4. BUS gede .. kalau ini serius karena jembatan tidak didesain untuk kendaraan besar dan berat
(hahahaha.....)

kalau kita dari JOGJA bisa langsung menuju muntilan lurus terus sampai nanti belok kiri di perempatan RSPD (500m dari pintu masuk terminal muntilan), dari situ lurus terus sejauh 8 km ikutin jalan saja, mentoknya ya di jembatan itu.

kalau kita dari kota Magelang alurnya gini :
1. Lampu "bangjo" (Abang ijo) Blondo belok kanan
2. Lurus terus sejauh 11km sampai Jembatan kali elo (bukan kali progo, karena kali progo itu mengarah candi borobudur).
3. Pertigaan Jembatan kali elo belok kanan.
4. jalan terus sejauh 1,5 km nanti ketemu juga jembatan srowol itu. 

gitu aja dulu yang pengen saya share semoga bermanfaat buat tambahan referensi spot foto yang bisa dianggap lumayan dan gak mainstream. Untuk foto nanti mungkin saya share di instagram aja.

SALAMJepret



Tuesday 12 April 2016

[FOTOGRAFI] Share or Save?? Money or Lifestyle?? [CURHAT]

     Sudah sangat lama sekali saya meninggalkan blog ini, mungkin karena kesibukan kantor dan kerjaan yang sangat padat dan deadline serta "kejar setoran" di luar kantor. Kemarin sempat ditegur Komunitas karena sudah jarang upload artikel atau sekedar share sesuatu, namun saya hanya bilang "Maaf". Dan sekarang saya ingin mengshare sesuatu yang menjadi ganjalan saya setelah saya terjun dan menekuni DUNIA FOTOGRAFI. Hobi baru ini, muncul karena hobi saya yang lain yaitu jalan-jalan. Berawal dari kamera DSLR pinjaman, saya mencoba belajar lebih dalam soal dunia baru ini. Semakin lama saya mempelajarinya, semakin saya menemukan kecintaan dengan Fotografi.
     Sudah sekitar hampir 2 Tahun ini saya mencoba menekuni, yang berawal dari kamera pinjaman, akhirnya saya minta ijin istri dan Ibu saya untuk membeli kamera 2nd, itupun saya mencicil alias kredit, saya pikir ini awal untuk belajar saja lagipula ada pepatah
"Kamera hanya alat, Foto yang bagus dihasilkan dari orang yang berada di balik kamera itu sendiri".
Memang sedikit pepatah yang menghibur, dimana disaat itu saya memang tidak mampu membeli kamera baru hehe..  Berjalannya waktu saya mulai membaur ke dalam komunitas Fotografi lokal, dan kebetulan teman lama saya yang pernah jadi teman kuliah adalah seorang penghobbi fotografi dan mempunyai komunitas, bahkan dia ditunjuk menjadi ketuanya. Dari situ saya menemukan jalan terang kemana saya harus belajar tentang dunia kamera ini. Banyak Event-Event yang pernah saya ikuti dan juga perlombaan-perlombaan fotografi juga, namun sayang..memang saya belum pernah mendapat juara..jujur banget.hehe. Namun itu semua tidak lantas mematahkan semangat saya untuk belajar. Dan jujur, salah satu motivasi terkuat saya saat itu adalah cenderung ke arah MATERI.
     Benar adanya motivasi itu menjadi pemicu saya untuk belajar dengan sangat keras, berbagai hal membuat saya menjadi fanatik dan membuat saya "kesetanan" soal fotografi. Terlebih melihat teman-teman menghasilkan rupiah dari memotret, membuat saya terinspirasi untuk menjadi seperti mereka. NAMUN, semakin lama, saya menemukan titik jenuh. Saya merasa sia-sia belajar ini semua. perkembangan tidak dirasa, hasil pun tak ada. Bahkan saya sudah selalu berdoa agar hobi saya ini menghasilkan. Sempat kamera saya ini berbulan-bulan mangkrak dan tak tersentuh. Hingga Suatu saat istri saya bilang "gak harus kamu keluar jauh-jauh mas dan terobsesi dengan ini, kamera hanya alat untuk mengdokumentasikan, kamu bisa memotret ibu, kakak, adik, atau keluarga dekatmu". Dari situ saya sadar, kalau kamera tak lebih hanya alat dan saya lupa dengan niat awal saya yaitu Hobi.
     Mulai dari situ, saya kembali lagi dengan kamera saya, saya kembali memulai hobi saya memotret apa yang saya anggap menarik, tanpa sedikitpun saya memikirkan apakah ini bisa menghasilkan rupiah atau tidak. Saya merasa belajar lebih fokus, karena saya menekuni hal yang memang saya suka i, tanpa ada beban untuk mengikuti kemauan pasar.
     Saya mulai upload atau SHAREkan foto-foto saya ke dalam Facebook, Instagram, Twitter, Path, Blog dan komunitas, Tanggapan yang muncul cukup beragam, ada yang bilang kurang, ada yang bilang bagus, dan dari situ saya semakin tahu kekurangan saya dimana dan terus berusaha memperbaikinya. Semakin lama, saya semakin enjoy dan merasa lebih dalam mengetahui dunia kamera ini. Dan berkaitan dengan judul diatas antara SHARE or SAVE?? disini konteks saya adalah, mana yang lebih baik antara kita share sebanyak-banyaknya karya kita atau kita simpan karya-karya kita dan menjadi konsumsi pribadi. Dan saya rasa ini bukan masalah baik atau tidak baik, karena sebenarnya ini semua adalah pilihan.
     Banyak orang menganggap teralu sering menSHARE foto atau karya kita di sosmed dianggap sebagai "ALAY DSLR", Bagi saya TIDAK. Karena seperti saya dan teman-teman lain lakukan di komunitas, saya upload foto-foto karya saya di medsos tak lebih untuk mengharapkan kritikan membangun bukan sekedar PERHATIAN dan PENGAKUAN. Karena cara orang belajar, masing-masing yang dilakukan. JADI intinya soal SHARE or SAVE ini, saran saya adalah kembali ke dalam diri masing-masing, jika memang ingin mengshare NIATkan dalam hati anda yang masih belajar untuk siap menerima cacian, kritikan, bahkan penolakan, NAMUN juga jangan cepat besar kepala dan puas diri jika banyak pujian yang datang. Jadikan itu semua sebagai tolok ukur kemampuan anda didalam belajar, anggap saja sebagai "RAPORT BELAJAR" anda, berdasarkan reaksi orang yang beragam. Karena foto yang sudah di upload, sudah pasti akan menjadi konsumsi publik.
     Jika kita memilih untuk hanya SAVE karya kita, untung rugi juga jelas pasti ada. Seperti jika kita hanya mengSAVE foto kita, tanpa orang melihat karya kita, untungnya ya kita gak dapat reaksi negatif  dan kita terhindar dari sakit hati dan cemoohan orang terlepas dari apapun hasil foto kita, dan juga foto kita hanya akan menjadi konsumsi pribadi untuk memenuhi kepuasan diri, Ruginya ya kita tidak tahu kemampuan kita seberapa, apakah sudah bagus atau belum, bagi yang ingin dengan tekun menekuni Dunia Fotografi sebagai hobi.
     Jika kita bertanya "APAKAH FOTOGRAFI BISA MENGHASILKAN UANG? APAKAH FOTOGRAFI BISA MENJADI SUMBER PENGHASILAN???" Saya Jawab SANGAT BISA.
tak dipungkiri banyak fotografer terkenal yang memang sukses menjalalankan "HOBI" ini. NAMUN saran saya kita perlu merubah sedikit mindset kita terlebih dahulu. Seperti yang saya ungkapkan di awal, jika kita terlalu mengorientasikan FOTOGRAFI dengan INCOME, sebaiknya ditahan dulu. Karena akan timbul dalam diri kita kalau semua pencapaian kita hanya akan diukur dari seberapa banyak uang yang kita dapat. Jika kita tidak segera menghasilkan uang, kita merasa gagal dan akan cepat menyerah lalu GAME OVER. Dengan terlebih dahulu kita menjadikan FOTOGRAFI ini sebuah LIFESTYLE atau bagian dalam diri kita,  maka dengan sendirinya hal ini akan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan anda akan enjoy untuk menjalaninya. Terlepas seberapa keras anda akan belajar dan rintangan yang menghadang, anda akan tetap berpikir positif dan santai dalam menjalaninya.
      Lalu mungkin ada pertanyaan "Jika memang bisa menghasilkan, lalu caranya bagaimana?" Jawaban dari saya yaitu "SABAR, BELAJAR dan TUNJUKKAN". Baik saya akan bercerita sedikit tentang latar belakang saya. Saya lulusan SMK Pangudi Luhur Muntilan Jurusan Otomotif, Kemudian kuliah di Teknik Komputer, Orang tua dan kakak saya seorang Militer, istri saya seorang Psikolog dan sekarang saya bekerja menjadi PUSTAKAWAN .Dilihat dari latar belakang saya saja, tak ada sedikitpun kan alasan saya untuk mencintai DUNIA FOTOGRAFI, namun cinta kan gak butuh alasan. Dari situ saya merasakan Tuhan memberi jalan saya atas kerja keras saya belajar. Dan ingat Tuhan punya Seribu jalan untuk memberi umatny. Belum lama ini teman saya yang ada di Yogya, menghubungi saya dan menawar salah satu foto saya yang di instagram, untuk sarana promosi dia yang ingin membuka tour n travel. Dan untuk tahun ini ada beberapa projek ntah itu pre wedding ataupun event yang sudah terjadwal 6 bulan kedepan. Dan ada juga yang menawari saya menjadi fotografer di agen wisatanya. Itu sedikit saja yang bisa saya Share kepada anda semua.

SARAN SAYA
- Jangan pernah berhenti Belajar dan selalu mencoba.
- Bagikan Hasil Karyamu biarkan publik yang menilai.
- Jangan MONEY ORIENTED dahulu, jadikan ini sebagai LIFESTYLE.
- Selalu Berdoa kepada TUHAN dan Bersabar menanti jalannya.

Sekian dan terimakasih.

Wednesday 18 November 2015

GEMBIRA LOKA, asyiknya main "jepret" dengan hewan

    Gembira Loka, ya memang gak asing bagi kita khususnya warga JOGJA dan sekitarnya, mungkin karena memang itu adalah salah satu Kebun Binatang terbesar didaerah Jogja.
beberapa waktu lalu saya dan istri jalan-jalan kesana.

Alamat Gembira Loka Zoo :  Jalan Kebun Raya No.2, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta 55171

   Kami berangkat dari Magelang sekitar pukul 09.00 menggunakan bis CEMARA TUNGGAL jurusan Jogja dan kita transit di Terminal JOMBOR kemudian dari sana kita naik TRANSJOGJA. setelah itu saya lupa kemana, (hahaha...) tapi gak usah khawatir bilang aja ke petugas TRANSJOGJAnya kalo kita mau ke kebun binatang itu, tenang gak bakalan nyasar. karena memang ada HALTE di depan pintu masuk kebun binatang, gak perlu jalan jauh. berangkat dari rumah jam 09.00 mpe Gembira Loka itu sekitar 10.30, jadi mungkin kalian bisa mengira-ngira sendiri jika dari tempat kalian, karena saya berangkat dari MAGELANG.
Harga Tiket Masuk Gembira Loka : Rp.25.000,-/orang

    DAN TUJUAN UTAMA saya dan istri kesana adalah ingin sekedar membingkai fauna-fauna yang ada disana. dan disini saya ingin sedikit share saja hasil bidikan saya disana. dan mungkin buat pecinta Fotografi ada tantangan sendiri saat kita mencoba membingkai fauna yang kadang berulah gak sesuai dengan harapan kita.

Kebetulan saat itu saya menggunakan "senjata" andalan saya NIKON D90 dan disini saya menggunakan 2 "teropong", yaitu SIGMA Lens 70-300 f4-5.6 dan Tamron Lens 17-50 f2.8. kenapa menggunakan dua jenis lensa karena beberapa kandang yang memang didesain sangat jauh dengan pengunjung dengan alasan safety dan ada kandang yang sangat dekat dengan pengunjung. disini saya dominan menggunakan lensa TELE karena kita bisa membingkai Hewan disana dari jarak jauh sehingga tidak mengganggu sang Hewan, terutama saya ingin mengambil close up.

    sekarang saya ingin share beberapa jepretan saya sewaktu disana :

   















Thursday 23 July 2015

Lokasi Curug Parigi, BEKASI

liburan dah berlalu dan saya kembali ke rutinitas dimana ada hal baru di tempat kerja. saat liburan saya sempat mampir ke curug parigi. dimana itu? di BEKASI.. ya jelas di bekasi, kota yang lama telah di bully netizen karena kemacatan, panas dan jalan berlubang.  tapi apapun itu, BEKASI bukan kota "semengerikan" itu, ada secuil surga kecil di dalamnya, contohnya yaa curug parigi ini. yang letaknya tepat dekat dengan perbatasan BOGOR. sesuai pengalaman saya untuk menuju kesana sungguh sangat mudah.
saya berangkat dari kemang pratama, lalu menyusuri jalan narogong, lurus terus sampai melewati pasar bantar gerbang, masih lurus terus, hingga nanti ketemu BATALYON ARMED 7 di kiri jalan, mulailah "sein" ke kanan, karena letaknya di kanan jalan, dari Batalyon itu mungkin masih maju sekitar 300m, kemudian kanan jalan ada jalan masuk. kemudian masuk dan lurus terus dan nyampe dah. motor mobil bisa. tapi semuanya parkir diatas gak bisa mpe depan curug, kecuali sepeda karena di panggul.
ini sedikit jepretan saya disana :




Wednesday 1 July 2015

membingkai Candi Terbesar nan Megah BOROBUDUR


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB  


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB  


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 

Tuesday 30 June 2015

Raksasa Penghuni Candi Borobudur


Ayo makan ECHA biar gendut seperti saya.... :D

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:26mm.
Lokasi TWCB 



Hai... BONA.. makanlah lah rumput ini agar badanmu langsing karena vegetarian.

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:42mm.
Lokasi TWCB 


Gajah ngasih makan Gajah

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:42mm.
Lokasi TWCB 


siiiip echa.....

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1400 ; fl:42mm.
Lokasi TWCB 


perkenalkan gajah pemalu.... INDRA

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f5,6 ; 1/500 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


Hai.. Indra

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:32mm.
Lokasi TWCB 


INDRA

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:17mm.
Lokasi TWCB 


kenalan ma ECHA

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:50mm.
Lokasi TWCB 


ECHA

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/500 ; fl:50mm.
Lokasi TWCB 

Mengendap-endap di TWCB (Taman Wisata Candi Borobudur)

          Ramadhan bulan penuh berkah bagi semua umat, gue...eheeemm... oia sebelumnya gue mau pake kata "saya" deh buat pengganti "gue" biar sedikit formal dan sopan (sekali-kalilah...haha).
saya ulang deh, eheem....  Ramadhan bulan penuh berkah bagi semua umat, terutama saudara kita yang beragama Muslim, saya sebagai non Muslim ingin mengucapkan SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA, semoga selalu di limpahi berkah. Amin.
          Tapi diatas barusan adalah intermezzo, karena kali ini saya pengen share pengalaman sedikit kemarin waktu mengunjungi atau terdampar di TWCB (Taman Wisata Candi Borobudur). kebetulan juga rumah istri berada di belakang Candi jadi yaa sangat dekat dan terjangkau.
Begini ceritanya.
Pagi Buta jam 5 pagi saya udah bangunin adik dan istri buat diajak jalan-jalan pagi ke TWCB. berbekal kamera Nikon D90 dan lensa Tamron 17-50mm , niat awal memang pengen menguji senjata baru ini, seberapa hebat jepretan gambarnya selain ingin jalan-jalan pagi untuk dapet sehatnya.
okelah kami berangkat (saya, istri dan adik). kabut dingin, udara pagi yang menyehatkan, serta suara burung pipit menyertai jalan-jalan kami. berangkat jalan kaki karena emang deket.
          GILAAA.... enak banget emang juara banget dah suasananya, pepohonan hijau luas dan rerumputan di pagi hari, GILAAAAA... seger banget, maklum agak lebay, selama di Bekasi saya gak jumpai kayak gini. (hahaha).

Ini foto Mbak Bojo (istri) n my Brother. saat berjalan menuju komplek candi. kabut dengan latbek candi megah kayak gitu bikin kangen.

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/500 ; fl:50mm.
Lokasi TWCB 


Dua turis gila mencari arah. :D

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/500 ; fl:32mm.
Lokasi TWCB 


menatap matahari dan mengagumi indahnya pancaran sinar dari Tuhan.

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f6,3 ; 1/500 ; fl:44mm.
Lokasi TWCB 

          Selanjutnya kita naik ke puncak candi n coba hunting foto dan angle bagus. tapi foto itu akan saya share di postingan lain. atau kalian bisa cek di postingan "membingkai Candi Terbesar nan Megah BOROBUDUR".
Sebenarnya dari semua hal tentang TWCB ada satu hal yang sangat membekas di hati dan itu memang kenangan masa kecil dengan almarhum Ayah yaitu kandang Gajah. yaa, memang hewan besar ini selalu menarik minat saya untuk mengunjunginya. semasa kecil saya sering diajak ke TWCB oleh Ayah untuk sekedar melihat para "raksasa darat" itu mandi ataupun makan. dan hal yang sangat saya senangi dulu adalah menunggangi gajah tersebut dan berkeliling komplek.
untuk sekarang, kemarin saya berbincang dengan pawang dan pengelola kandang tentang tarif naik gajah tersebut, dan ternyata sekarang kalo mau naik Rp.500.000,- untuk keliling komplek dan Rp.50.000,- hanya untuk sekedar keliling lapangan saja.
          Harga yang tampak mahal memang, namun kita juga harus ingat intensitas kunjungan di Candi Borobudur memang sangat tinggi jika tarif dibuat murah maka banyak turis lokal maupun manca berebut naik "raksasa" tersebut, alhasil sang Gajah sendiri akan sangat kecapean dan sakit.(analisa sendiri). karena disana pun sang Gajah keluar kandang dibatasi waktu.
          TWCB mempunyai 5 ekor gajah, dan masing-masing diberi nama, dan jangan salah mereka dinamai yang cukup keren menurut saya. 2 pejantan diberi nama BONA dan INDRA, dan 3 betina diberi nama ECHA, LISSY, dan SHELLA. (keren kan namanya... hahaha).

Ini ni yang namanya ECHA.. gajah betina pemalu dan pelit karena saat saya pengen ambil sedikit rumputnya, langsung ama dia di singkirin. hahahah

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:42mm.
Lokasi TWCB 


Halo ECHA......

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:42mm.
Lokasi TWCB 


makanlah..............

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:26mm.
Lokasi TWCB 


ini ni bosnya dan yang paling gede si BONA.

kamera      : Nikon D90
Lensa        : Tamron 17-50mm
Iso200 ; f4 ; 1/400 ; fl:42mm.
Lokasi TWCB 

sekian dulu deh share saya tentang TWCB, gak banyak info sih namun sekedar share dan ngasih bayangan.
kalo mau nengok-nengok dikit foto-foto saya sama si Gajah isa di cek di "Raksasa penghuni Candi Borobudur".

thanks
keep posting (positip tingking)
salam Blogger indonesia dari Magelang.

Thursday 4 June 2015

Mas Agung Jadi Model dong.

         Alkisah ini dimulai disaat ditempet kerja ngadain hajatan. Kita semua dipaksa pakai dasi, baju hem, celana kain, sepatu mengkilap, pokoknya PERLENTE n Don Juan abis. lhah kebetulan temen gue adalah seorang Fotografer senior alias kawakan, dan jam terbang soal jepret menjepret gak usah diragukan, dia bernama mas Bay, si maniak NIKON. bisa cek Fbnya di Bayu Eka Buwana . dia juga punya lapak online tapi lupa namanya, pokoknya recomended seller for lensa n camera + pro of the photografer.
         Nah, di satu kesempatan dia lagi pegang lensa mantep ni, makanya dengan rendah hati gue menawarkan diri untuk di jepret. (hahahaha). ya lumayan lah kapan lagi isa di foto keren mumpung juga pake dasi n jas (hahahah). sembari jadi model juga berguru juga soal jepret menjepret, maklum nubie gan, (mohon keripiknya master,,, #fakirKeripikOnline).
         udah deh gak usah lama-lama ni gue kasih liat fotonya, siapkan kantong muntah dan gangguan mata, dikarenakan model dalam foto ini tidak lulus sensor.(hahahahahahahahahahahahaha.....)

All Photos by Bayu Eka Buwana
Edited by Bayu Eka Buwana using Lighroom 4
Nikon D5100
lens 70-300 mm

monngo disimak :





ini adalah Foto Favorit,,, hahahahah